MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTIROID
Di susun oleh :
Kelompok
Ni Luh Putu Fitriani (04.09.23)
Nur Hikmah (04.09.2399)
Nurhayati Amir Mahmud
Mappa (04.092400)
E/KP/VI
KONSENTRASI KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SURYA
GLOBAL
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
Rabbil Alamin......
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah
SWT yang Maha Esa atas Ridonya akhirnya kami dapat menyelesaikan makala ini
untuk mata kuliah KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH, yang membahas mengenai, “ASKEP
HIPERTIROID” yang merupakan pengetahuan penting yang harus diketahui.
Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya,
serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam menjalankan syariatnya.
Kami ucapkan terima kasih yang tiada tara
kepada seluruh pihak yang telah membantu mensukseskan makalah ini hingga
selesai, baik secara langsung maupun tidak.
Bila dalam penyampaian makalah ini
ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan
hati kami mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai
koreksi sangat kami harapkan untuk perbaikan makala ini kedepan. Semoga taufik,
hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju terciptanya keridhoan
Allah SWT.
Amin
ya Robbal Alamin......
Penulis
Kelompok
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
C.
Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertirod
B. Anatomi fisiologi
C. Patofisiologi
D.
Manifestasi
klinis
E. Etiologi
F.
Tanda dan Gejala Hipertiroid
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
I.
Pemeriksaan Penunjang
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
B.
Diagnosa
Keperawatan
C.
Intervensi
keperawatan
D.
Implementasi
E.
Evaluasi
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis
sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks
fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai
akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang
berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar
pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga
suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon
yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal
ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada
gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon
tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga
kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan
cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
B. Tujuan
Tujuan umum
·
Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
Tujuan Khusus
·
Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan
hipertiroid
·
Memaparkan proses terjadinya hipertiriod
·
Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien yang menderita hipertiriod
C. Manfaat
Manfaat yang
diharapkan dengan diperolehnya materi-materi pada makalah ini adalah:
·
Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan yang
telah didapat dari materi hipertiriod yang
sebenarnya.
·
Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya
menjelaskan maupun berdiskusi dalam perkuliahan.
·
Dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
pembelajaran
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Definisi
Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran
klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang
terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya).
Kelenjar
tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan
hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan
aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara
khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika
yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi
sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid
atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya
adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium
radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya,
kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang
berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan
hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama
bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi
badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak
digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil
atau metimatol merupakan obat
yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini
memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid
oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan
dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap
hormon tiroid.
Tiroiditis
adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang
beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih
kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif,
atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau
terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya
prapanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif
dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi gemetar dan
mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi badai
tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian
yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25%
penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian
radioaktif.
Pada
riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan merupakan
terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat.
Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini
diberikan terapi salih hormon sepanjang hidupnya.
B.
Anatomi
fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut
diatur oleh dua sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal
atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini
mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral
yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal terutama
berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti
pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan
melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel seperti pertumbuhan
dan sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau
struktur lain yang disebut sistem endokrin.Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat
berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan
hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan
berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan
kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan
bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya
kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal
(Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun
sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price &
Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan
reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat
metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan kalsium di
dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum.
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
- Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
- Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
- Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung
- Merangsang pembentukan sel darah merah
- Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
- Bereaksi sebagai antagonis kalsium.
C.
Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya
adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan
kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi
TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya
bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang
pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar
tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk
memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari
sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh
yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang
abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu
efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital
dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
D.
Manifestasi
klinis
Hipertiroid pada penyakit graves
adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng aktivitas tiroid, sedang
pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan
penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat
badan, kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi
dan pembesaran tiroid.
E. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar
tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar
tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH
terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa
penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit
Graves
Penyakit
ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita
5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin
(TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan
kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic
Nodular Goiter
Benjolan
leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid,
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi
hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum
obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa
laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus
minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi
TSH yang Abnormal
Produksi
TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis
(Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis
sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan
kemudian keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi
Yoidum Berlebihan
Bila
konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
F. Tanda
dan Gejala Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi
yaitu :
-
Banyak keringat
-
Tidak tahan panas
-
Sering BAB, kadang diare
-
Jari tangan gementar (tremor)
-
Nervus, tegang, gelisah, cemas,
mudah tersinggung
-
Jantung berdebar cepat
-
Haid menjadi tidak teratur
-
Bola mata menonjol dapat disertai dengan penglihatan ganda
-
Denyut nadi tidak teratur
terutama pada usia diatas 60 th
-
Tekanan darah meningkat
|
-
Denyut nadi cepat, seringkali >100x/menit
-
Berat badan turun, meskipun
banyak makan rasa capai
-
Otot lemas, terutama lengan atas
dan paha
-
Rambut rontok
-
Kulit halus dan tipis
-
Pikiran sukar konsentrasi
-
Kehamilan sering berakhir dengan
keguguran
-
Terjadi perubahan pada mata bertambahnya pembentukan air mata, iritasi
dan peka terhadap cahaya
|
G. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu
aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara
tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1.
Demam, kegelisahan, perubahan suasana
hati, kebingungan
2.
Kelemahan
dan pengisutan otot yang luar biasa
3.
Perubahan
kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4.
Pembesaran
hati disertai penyakit kuning yang
ringan
Badal
tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok.
Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena
pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
-
Infeksi
-
Pembedahan
-
Stress
|
-
Diabetes yang kurang terkendali
-
Ketakutan
-
Kehamilan atau persalinan
|
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid
adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat
antitiroid
Digunakan
dengan indikasi :
a. Terapi
untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat
untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan
tiroidektomi
d. Pengobatan
pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien
dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat
|
Dosis
awal (mg/hari)
|
Pemeriksaan
(mg/hari)
|
-
Karbimatol
-
Metimazol
-
Propiltiourasil
|
30
– 60
30
– 60
300
– 600
|
5
– 20
5
– 20
50
– 200
|
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan.
Pada pasien hamil biasanya diberikan propil tiourasil dengan dosis serendah
mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu,
oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan
dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan
pada :
a. Pasien
umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid
yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal
mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d.
Tidak
mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma
toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a.
Pasien
umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b.
Pada
wanita hamil (trimester kedua) yang
memerlukan obat antitiroid dosis besar
c.
Alergi
terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d.
Adenoma
toksik atau strauma multinodular toksik
e.
Pada
penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid
sampai eutitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200
mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi
untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan
tambahan
a. Sekat
β-adrenergik
Obat
ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan
40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6
jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi.
Sesudah pengobatan dengan yodium radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya
diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat
kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis
tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer,
mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari
tiroid.
d. Litium
Litium
mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya
dibandingkan dengan yodium. Litium
dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
I.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
yang dilakukan adalah :
1. TSH
serum (biasanya menurun)
2. T3,
T4 (biasanya meningkat)
3. Test
darah hormon tiroid
4. X-ray
scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1.
Aktivitas atau istirahat
Gejala :
Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan
berat
Tanda :
Atrofi otot
2.
Sirkulasi
Gejala :
Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :
Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok
(krisis tirotoksikosis)
3.
Eliminasi
Gejala :
Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare,
urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4.
Integritas / Ego
Gejala :
Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda :
Ansietas peka rangsang
5.
Makanan / Cairan
Gejala :
Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda :
Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
6.
Neurosensori
Gejala :
Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda :
Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD
menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
7.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8.
Pernapasan
Gejala :
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda :
sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9.
Keamanan
Gejala :
Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda :
Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10.
Seksualitas
Gejala :
Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda :
Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
B.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
§
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
§
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi.
§
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
§
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan
penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
§
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
hipermetabolik.
§
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
§
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas
mental, perubahan pola tidur.
C.
Intervensi
keperawatan
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
-
Nadi perifer dapat teraba normal
-
Vital sign dalam batas normal.
-
Pengisian kapiler normal
-
Status mental baik
-
Tidak ada disritmia
Intervensi :
·
Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan
berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau
ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
·
Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang
dikeluhkan
pasien.
pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya
peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
otot jantung atau iskemia
·
Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak
normal (seperti krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol
berhubungan dengan curah
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
·
Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa
membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat
terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
·
Catat masukan dan keluaran
Rasional : Kehilangan cairan yang
terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
dehidrasi berat
2.
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
·
Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat
maupun saat aktivitas.
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
·
Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional :
Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif dan insomnia
agitasi, hiperaktif dan insomnia
·
Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional :
Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
·
Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman
seperti massase
Rasional :
Meningkatkan relaksasi
3.
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
Tujuan :
Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
-
Nafsu makan baik.
-
Berat badan normal
-
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
·
Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional :
Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
·
Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat
badan setiap hari
Rasional :
Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
·
Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori,
protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional :
Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
4.
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan :
Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus
dari ulkus
Intervensi :
·
Observasi adanya edema periorbital
Rasional :
Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
·
Evaluasi ketajaman mata
Rasional :
Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
·
Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional :
Melindungi kerusakan kornea
·
Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional :
Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5.
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status
hipermetabolik
Tujuan :
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan
kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
·
Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat
ansietas
Rasional :
Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan
insomnia
insomnia
·
Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional :
Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
·
Jelaskan prosedur tindakan
Rasional :
Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
kesalahan interpretasi
·
Kurangi stimulasi dari luar
Rasional :
Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan :
Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
·
Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional :
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkan
informasi
·
Berikan informasi yang tepat
Rasional :
Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang
muncul akan menentukan tindakan pengobatan
muncul akan menentukan tindakan pengobatan
·
Identifikasi sumber stress
Rasional :
Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
·
Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional :
Mencegah munculnya kelelahan
·
Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional :
Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
7.
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan :
Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
·
Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian,
orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
tempat, waktu dan orang
Rasional : Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
·
Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan
terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
·
Kaji tingkat ansietas
Rasional : Ansietas dapat merubah proses pikir
·
Ciptakan lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi
lingkungan
Rasional : menurunan stimulasi eksternal dapat
menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka
rangsang saraf, halusinasi pendengaran
·
Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu
untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan
pada realita/lingkungan
·
Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi
klien.
Rasional : Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan
orientasi pasien.
·
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti
sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik.
obat anti psikotik.
Rasional : Meningkatkan
relaksasi,menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.
untuk meningkatkan proses pikir.
D. Implementasi
Setelah
rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana
tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
E.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
Hasil yang diharapkan adalah :
1.
Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat
sesuai dengan kebutuhan
tubuh
tubuh
2.
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi
3.
Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4.
Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa
mata, terbebas dari
ulkus
ulkus
5.
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai
tingkat dapat diatasi
6.
Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.
Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali
perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyeba.
berpikir/berprilaku dan faktor penyeba.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar
lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada gilirannya,pituitari diatur
sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik
dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain
yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan
cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif,tiroidektomi subtotal).
B. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan
dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan
sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat
terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.
DAFTAR PUSTAKA
- Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media Aesculapius
2. Santosa,
Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
3. Closkey,
Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
6. Carpenito,
Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.